Tuesday, May 10, 2011

Perjalanan Mencari Curug Di Lembang, Bandung Barat


Sejak hari Jumat, tanggal 12 November 2010, saya dan Lia sudah merencanakan untuk pergi ke suatu tempat. Hal ini penting, karena kami sedang sangat jenuh dengan pekerjaan kami. Jumat sore, saya, Lia, Angga, Thian, Indah dan Ibnu sepakat untuk jalan-jalan ke Bandung. Tujuan kami ke Boscha dan Curug Cimahi.

13 November 2010
Indah dan saya janjian untuk bertemu jam 6 pagi. Saat itu, kami langsung meluncur ke pengisian bensin di depan Graha Fernando, Kelapa Dua untuk menunggu Thian dan Ibnu menjemput. Tidak lama kemudian, mereka datang. Ternyata mereka tidak berdua, melainkan ada si Ramdhan alias P.Man. Kami langsung meluncur ke tempat Lia menunggu kami. Perjalanan saat itu kurang lancar, karena padatnya kendaraan ke arah Bandung.

Sekitar jam 10, kami sampai di Bandung, kami sempat mampir ke ITB hanya untuk mengantar Thian dan Ibnu buang air. (capeee deehh) :p Selanjutnya, kami bertemu Angga. Alhamdulillah Angga membawa Brownies Amanda, habislah brownies itu dengan cepat dilahap oleh kami yang kelaparan. :D 
 
Sekitar jam 11, kami sampai di Boscha. Waw, ternyata teropongnya besar sekali. Menurut pemandu di sana, berat teropong tersebut sampai 17 ton atau 4 gajah dewasa. Setelah mendengarkan presentasi pemandu di ruangan teropong, kami lanjut ke ruangan lainnya yang menyajikan presentasi dengan materi yang tidak jauh berbeda, yaitu mengenai astronomi. 




Setelah solat dzhuhur, kami berencana makan terlebih dahulu sebelum lanjut ke tujuan kedua kami, yaitu Curug Cimahi. Setelah mencari, kami akhirnya sampai di D’Cost (hehehe, makannya ini lagi, di Jakarta dan Depok juga banyaaakk :p).

Setelah makan, kami menuju Curug Cimahi. Ternyata kami kurang beruntung, sedang terjadi longsor di lokasi curug yang menjadi tujuan kami tersebut. Selanjutnya, kami berjalan cukup lama mencari dan bertanya kepada banyak orang lokasi curug lainnya. Akhinya, kami sampai di Curug Tilu. Saat kami datang, tidak terlihat penampakan curug, hanya arena permainan dan saung-saung tempat makan.







Kami langsung mencari  informasi apakah memang ada curug di daerah itu. Menurut orang yang kami tanya pada saat itu, memang ada curug yang bernama Curug Tilu. Kami mulai turun dan menyusuri lembah dan mulai menjauh dari lokasi tempat kami tiba. Semakin jauh kami berjalan, ternyata semakin sepi dan tidak ada orang lain selain kami. Dari awal, Ibnu dan Indah ragu-ragu untuk lanjut. Sebenarnya, wajar saja, karena kami seperti menyusuri dasar lembah, dan di samping kami mengalir sungai yang deras dan semakin lama perjalanan, medan yang kami lalui semakin sulit. Namun, kami lanjut terus, karena tujuan liburan kami memang bermain ke curug. Kami berjalan terus, melewati beberapa jembatan bambu yang licin dan kami terus sabar menanti penampakan curug yang kami cari.


Akhirnya kami menyerah, semakin sore, kabut pun turun. Jujur saja, saat itu suasana menjadi mencekam untuk saya. Saya membayangkan perkataan Ibnu ketika di awal perjalanan kami menyusuri dasar lembah, “bukan apa-apa, ini masalahnya dah sore, abis ujan lagi, gw cuma takut longsor”. Hahahaha, akhirnya kami semua sepakat untuk kembali ke tempat semula.

Kami pulang dengan perasaan kurang puas karena pada hari itu, kami gagal bermain di curug. Namun, kami tetap bahagia, setidaknya kami bisa menghabiskan waktu luang Sabtu itu untuk berbincang dan bercanda bersama selama perjalanan. Semoga lain kali kita bisa berkumpul lagi, kawan. (AK)

5 comments

Fadliah May 11, 2011 at 6:35 PM

nice story...
next time adakan trip lagi ya...
ga sabar pengen ngegosip.. :)

Ade Kristiani May 14, 2011 at 1:38 PM

iya InsyaAllah ya.. :D

ibnu

ah dah diajakin trip jg pd kgk mau nih,,
payah juga nih,,

Ade Kristiani June 14, 2011 at 11:25 AM

waktunya aja, mas tukul.
ayo kapan2 rencanain dr jauh2 hari deh. gimana? hhehe

Toekoel

ya ayo aja klo gw mah,,
hehehhe
gw mah tinggal jalan,,
hehehehe

Post a Comment