Monday, May 09, 2011

Curug Cibeureum, Cibodas - Jawa Barat




23 Oktober 2010

Pada hari itu, Angga dan saya pergi ke Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango. Awalnya, kami janjian untuk berangkat pukul 06.00, tapi apa boleh buat, kali itu Angga telat :p. Jadi, kami sampai Stasiun UI jam setengah 8. Kami menunggu kereta Pakuan Bogor yang langsung mengantar kami dari Stasiun UI sampai ke Stasiun Bogor. Sesampainya di Stasiun Bogor, kami naik angkutan umum menuju Terminal Bogor. Setelah itu, kami naik mobil carry berwarna putih. Di perjalanan itu, saya mual, karena penuh dengan penumpang dan supir mobilnya ngebut banged. Perjalanan di kendaraan belum selesai, setelah naik mobil berwarna putih itu, kami naik kendaraan umum lagi yang langsung mengantar kami ke Taman Nasional Gede Pangrango.

Sesampainya di sana, sebelum kami registrasi ke pihak pengawas taman nasional, saya memaksa Angga untuk singgah sejenak di salah satu warung untuk menyantap makanan favorit saya, Baso. :D Alhamdulillah, mual saya hilang. :D, kami mencari mushola untuk solat terlebih dahulu.

Di dalam hati, perasaan saya senaaang sekali, selain bisa jalan bersama Angga, juga karena seumur hidup saya belum pernah jalan-jalan ke kaki gunung untuk melihat air terjun. (Hehe.. ) Ya, air terjun Cibeureum adalah tujuan perjalanan kami hari itu. Di awal, saya merasa senang karena banyak kali-kali kecil mengalir di pinggir jalan saya. Dan kami berhenti sejenak di danau biru. Setelah melewati danau, saya mulai lelah, kalau kata Angga karena saya terlalu banyak bicara, jadi energi saya cepat habis.

Kami berhenti di HM 21. Kami minum dan makan snack yang sudah kami bawa. Setelah itu kami jalan lagi, Angga lebih banyak diam dan hanya menanggapi obrolan saya yang (mungkin) menurutnya harus dibalas. :D Perasaan saya makin senang karena di perjalanan saya benar-benar bisa merasakan alam yang damai sekali, suasana teduh, terdengar suara burung berkicauan, suara gerak-gerik hewan yang tidak terlihat oleh saya, gemericik air sungai. Semakin lama kami berjalan, semakin terdenger suara gemuruh air terjun tujuan kami.

Sebelum kami lurus terus, kami sempat berhenti di Pos penanjakan yang mengarah ke Gunung Pangrango. Dalam hati lagi saya berbicara, “Apa jadinya saya kalau sampai bisa naik ke puncak gunung, melihat alam yang masih berada di kaki gunung saja rasanya seperti lompat kegirangan”. Tapi saya bertekad suatu saat nanti saya akan kesana bersama Angga, tidak hanya puncak Gunung Gede dan Pangrango, tapi semoga puncak Gunung Semeru, Rinjani, Slamet dan lainnya masih bersedia untuk kami tapaki suatu saat nanti dan tentunya atas izin Tuhan (insaAllah).

Kembali lagi ke perjalanan kami, kami terus menyusuri jalan dan akhirnya kami sampai di HM 00 atau HM 28. Waw.. Untuk saya saat itu pengalaman yang luar biasa. Di dalam hati, “Subhanallah”. Rasanya saya ingin masuk ke bawah air terjun itu. Awalnya, saya kira, hanya 1 air terjun yang bisa saya lihat, ternyata ada dua. Keduanya terlihat manis, enak sekali untuk dinikmati. Sambil menikmati air terjun, kami pun menikmati bekal yang sudah kami siapkan untuk makan siang kami. Kami makan dengan menu seadanya, ayam, temped an telur balado. Saya pun makan mie instan kesayangan saya. 

Sekitar jam 3, kami memutuskan untuk turun. Sampai di bawah, kami menyempatkan melihat kaktus dan membelinya. Tidak lama setelah itu, hujan turun. Alhamdulillah, hujan turun ketika kami sudah siap untuk pulang. Kami pulang dengan kendaraan umum seperti pada saat kami berangkat.

Kurang lebih jam sembilan malam saya sampai di rumah dan Angga pun begitu. Kami senang hari itu kami mempunyai pengalaman baru bersama dan semoga suatu saat nanti dapat pergi ke tempat indah lainnya (insaAllah). (AK)

0 comments

Post a Comment