Saya mendapat tawaran female Jayapura type dari seorang kawan yang juga penggemar GTP sekitar akhir Oktober 2010 karena yang bersangkutan akan menikah November 2010 dan memutuskan untuk pensiun dari dunia GTP. Awal November saya mendaki Rinjani selama 10 hari, saya baru bisa ambil Jayapura ini 13 November di rumah kawan daerah Kebayoran Lama.
Awal tiba di tempat saya, masih menolak makan sampai minggu ke-2. Setelah itu makan rakus seperti biasanya di tempat lama. Kondisi cuaca di Bandung sampai awal tahun 2011 selalu hujan dan suhu lumayan dingin. 27/12 2010, Corona (female Jayapura saya) shedding, kulit shed saya tinggalkan di kandang (tidak dibuang). Saya pun meminjam male Aru type yang sedang birahi dari seorang kawan KRB tanggal 3/1 2011. Saya gabungkan mereka tanggal 14 Januari sore hari, malam hari terlihat sudah saling kopulasi sampai tanggal 18 Januari. Selama digabungkan, Corona masih makan (7/1 rat, 13/1 rat, 20/1 rat) sedang Aru tetap menolak makan. Pada 26 Januari saya tes makan Corona, namun dia menolak. Lalu saya gabungkan lagi dan selang 2 hari terlihat menjauh satu sama lain. Saya putuskan untuk tidak menggabungkan mereka lagi.
28/2 2011, Corona shedding (yg saya tidak menyangka ini post-ovulatory shed/POS). Secara fisik, Corona terlihat lebih pucat, perut membesar, dan “konde” di kepalanya mengecil tidak seperti biasanya. Corona lebih banyak mengatur lilitannya di tangkringan, dan sempat melingkar di bawah kandang selama 6 hari. Lalu saya letakan nesting box seperti toples namun dia menolak untuk masuk. Sampai saat itu saya masih berpikiran kalau Corona sedang follicle development dan sempat diskusi dengan teman-teman RX. 10 Maret, Corona mengeluarkan cairan putih kental dan “benda” cokelat seperti biji asem jawa 4 buah. Lalu 12 Maret sekitar pukul 6 sore, Corona bertelur di kandang, berserakan tidak pada nesting box yang saya siapkan. Dari 20 telur yang semula saya nyatakan all slugs, ternyata masih ada 1 yang layak hidup.
Karena kurang persiapan dan tak menyangka akan bertelur secepat ini, saya buat inkubator dadakan dengan pethome. Suhu saya set 30ᵒC dengan kelembapan 80%. Namun, keberuntungan tidak berpihak pada saya. 14 Maret saya jatuh sakit, setelah check up dokter memvonis hepatitis+tifus sehingga harus di rawat inap dan full bedrest. Kejadian ini membuat saya harus meninggalkan bandung selama 1 bulan lebih. Awal April waktu saya masih di rumah sakit, seorang kawan mengecek kondisi Corona dan telur. Telur sudah berjamur dan sudah tidak mungkin menetas. Corona dirawat kawan dan sudah mau makan rat medium. Kondisi Corona sudah membaik, terakhir tanggal 3 Mei lalu melahap dua ekor rat small. Be better and luck next time!(AP)
Special thanks to :
- Andy Marhanto, akhirnya jadi bisa menimang Corona :)
- Hirzi, untuk Aru male nya..masih mogok makan sampai blog ini di post :(
- Chimot, AIS, Agung "bushmaster", Arthur, dan RXers sekalian untuk support nya
4 comments
mantab.... jgn menyerah gan...
thanks, ndi.. :D
jangan nyerah ga... breed terus rajin rajin lamar chondro orang lain yang udah indukan aja...
nanti mah ga minjem2 lagi :p mudah2an berpasangan semua
Post a Comment